Bangun Pendidikan - PARENTING (06-06-2023)
Menjaga asupan makanan di masa pertumbuhan si kecil merupakan hal yang perlu diperhatikan setiap orang tua. Namun, bagaimana jika si kecil tidak mau makan, bahkan kerap kali ia menutup mulut ketika Bunda memberikan makanan padanya. Tentunya ini menjadi masalah yang serius ya, Bun.
Di masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak yang tidak mau makan merupakan kondisi yang kerap kali terjadi. Hal ini tentunya membuat para orang tua pusing bahkan ada beberapa orang tua yang stres.
Sebuah video di TikTok dengan akun @Yuliana Loena, menampilkan usaha orang tua dalam memberikan anak makan. Berbagai macam trik sudah dicoba, namun si kecil tetap saja tidak mau makan. Bahkan, si kecil kerap menutup mulutnya ketika ibunya memberikan makanan ke mulutnya.
Pastinya kondisi ini membuat para orang tua bingung dan kehabisan akal. Kondisi seperti ini sudah memiliki istilah yang khusus, yaitu GTM. Apa itu GTM dan bagaimana mengatasi anak gtm? GTM adalah gerakan tutup mulut. Meskipun GTM adalah kondisi yang umum, namun para orang tua tetap perlu mewaspadainya.
Nah, untuk memahami lebih jelas apa itu GTM? Berikut Bangun Pendidikan akan memberikan ulasannya. Simak ulasannya di bawah ini.
GTM adalah gerakan tutup mulut. Anak GTM adalah kondisi yang sering terjadi ketika anak menolak untuk makan. GTM bisa dialami oleh setiap anak. Meskipun dianggap sebagai hal yang umum terjadi, namun kondisi sulit makan pada anak ini tidak selalu sama.
Beberapa anak GTM hanya memilih makanan yang ingin mereka makan saja. Anak akan cenderung tidak mau makan makanan yang ia tidak sukai.
Nafsu makan anak biasanya akan kembali normal saat disuguhkan makanan yang sesuai dengan keinginannya atau ketika ia sudah merasa lapar.
Namun, ada beberapa kasus anak yang tidak mau makan sama sekali walaupun sudah diberi makanan kesukaannya. Kondisi ini jangan dianggap sepele ya, Bun. Bisa saja kondisi ini menandakan adanya masalah yang serius pada anak, seperti penyakit atau gangguan kesehatan tertentu.
Anak GTM artinya anak yang menutup mulut saat hendak disuapi makanan. Dengan kata lain, hal ini menjadi salah satu tanda anak yang susah makan.
Ada beberapa yang menjadi penyebab anak GTM, di antaranya bosan dengan makanan yang diberikan, kondisi lagi sakit, tidak lapar atau sudah kenyang, atau bahkan trauma, baik terhadap makanan tertentu atau proses makan itu sendiri.
Hasil penelitian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyebab anak GTM yang paling banyak terjadi adalah inappropriate feeding practice, yakni perilaku makan yang tidak benar atau pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia si kecil.
Kondisi ini sering terjadi pada anak yang mulai dieri makanan pendamping ASI (MPASI), sehingga perlu cara untuk mengatasi bayi GTM pada awal MPASI.
Jika kondisi ini berkepanjangan, dapat beresiko pada penurunan asupan kalori yang dibutuhkan si kecil, dan pastinya akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Dampaknya, akan membuat berat badan anak menurun. Selain itu, juga akan mempengaruhi tingi badan anak serta status gizi si kecil. Oleh karena itu, Bunda perlu mengatasi GTM pada si Kecil agar tidak berkelanjutan.
GTM pada anak terjadi bukan tanpa alasan. Kondisi ini bisa muncul karena anak memang sedang sakit, tumbuh gigi, bahkan mengalami hipersensitif terhadap makanan. Meski demikian, bukan berarti masalah ini tidak dapat diatasi. Berikut beberapa cara mengatasi anak GTM yang bisa Bunda coba terapkan:
1. Berikan Porsi Makan yang Sesuai
Ketika baru belajar makan, tentu saja anak tidak dapat langsung menerima banyak makanan. Namun, hindarilah memberikan porsi makan yang berlebihan dan memaksa Si Kecil untuk menghabiskannya. Berikanlah hanya secukupnya atau sesuai dengan kemampuan makan anak.
2. Tidak Memberikan Gawai Saat Makan
Sebaiknya, hindarilah memberikan distraksi apapun saat anak sedang makan, termasuk televisi, gadget, atau bermain game. Fokuskanlah anak untuk melihat makanannya. Dengan demikian, anak akan tahu kapan waktunya bermain dan kapan waktunya makan.
Meskipun begitu, pastikan ibu dan ayah menjadi contoh yang baik bagi anak. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak berinteraksi dengan ponsel saat sedang makan, atau tidak makan sambil menonton televisi. Makan bersama ternyata dapat meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak.
3. Buat Suasana Makan yang Menyenangkan
Mengatasi anak GTM yang lain adalah dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan. Hindarilah memaksa anak untuk makan saat ia menolaknya. Sebagai gantinya, tawarkan kembali beberapa saat kemudian. Selain itu, jangan sampai ibu mengomel atau memarahi anak saat ia tidak mau makan, karena hal tersebut justru membuat suasana makan menjadi semakin tidak menyenangkan baginya.
Ibu dapat menyiasati hal ini dengan mengajak anak makan bersama di meja makan sambil berbincang-bincang ringan. Atau, berikanlah penjelasan mengapa makan itu penting dan apa dampaknya jika Si Kecil tidak mau makan.
4. Tidak Memberikan Camilan yang Berlebihan
Bunda memang dianjurkan untuk memberikan camilan pada anak di antara waktu makan. Namun, sebaiknya pilihlah camilan yang kaya nutrisi dan berikan dalam jumlah yang sesuai, seperti buah, yoghurt, atau roti. Hal ini karena memberikan camilan secara berlebihan dapat membuat anak masih merasa kenyang ketika waktu makan tiba. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika anak cenderung menolak makanan utama saat ditawarkan.
5. Tidak Memberikan Makan Saat Menjelang Tidur
Sebaiknya ibu tidak memberi makan Si Kecil menjelang waktu tidur. Hal ini disebabkan anak cenderung menolak makan saat mengantuk dan bahkan bisa menjadi lebih rewel daripada biasanya. Jika anak mengantuk tetapi belum makan, ibu bisa memberikan camilan agar perutnya tidak terlalu lapar.
Selain itu, penting untuk menjaga waktu makan yang teratur dan konsisten setiap harinya. Hal ini membantu anak mengetahui kapan waktunya makan pagi, siang, dan malam. Membuat menu masakan yang lebih beragam juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi GTM pada anak dan layak untuk dicoba.
Demikianlah ulasan tentang apa itu GTM, penyebab dan cara mengatasinya yang dapat Bunda praktikkan. Semoga ulasan di atas, membantu Anda mencari solusi untuk buah hati.