Bangun Pendidikan - PARENTING (11-06-2023)
Hai, para bunda yang tangguh dan penuh cinta! Apakah di antara kalian ada yang pernah mengalami tantangan melibatkan anak tantrum?
Tantrum anak adalah momen yang bisa membuat hati kita terasa berat dan pikiran penuh kekhawatiran. Ketika si kecil meronta-ronta, menangis, dan mungkin melempar benda-benda kecil di sekitarnya, rasanya seakan-akan kita tenggelam dalam gelombang emosi yang tidak terkendali.
Tetapi, jangan khawatir! Karena kalian tidak sendirian dalam perjalanan menghadapi tantrum anak. Banyak bunda di luar sana yang juga mengalami situasi yang sama.
Anak tantrum merupakan bagian normal dari pertumbuhan mereka, dan sebagai orang tua, kita berperan penting dalam membantu mereka mengelola emosi dengan bijaksana.
Oleh karena itu, pada artikel kali ini, kita akan menjelajahi dunia tantrum anak dan bagaimana menghadapinya dengan cara yang efektif dan penuh kasih sayang. Yuk, ikuti ulasan di bawah ini!
Tantrum adalah perilaku ekspresif dan melampiaskan emosi yang biasanya terjadi pada anak-anak, terutama pada usia prasekolah.
Tantrum sering kali ditandai dengan perilaku yang tidak terkendali, seperti berteriak, menangis, meronta-ronta, menggulingkan diri di lantai, memukul, atau melempar benda-benda di sekitarnya. Hal ini merupakan respons emosional yang kuat dan intens yang muncul ketika anak merasa frustrasi, marah, kecewa, atau tidak bisa mengungkapkan keinginannya dengan jelas.
Tantrum pada anak biasanya terjadi karena beberapa alasan, seperti ketidakmampuan anak untuk memenuhi keinginannya, rasa frustasi atau kelelahan, perasaan tidak dihargai atau tidak diperhatikan, atau kesulitan dalam mengatur emosi.
Saat anak mengalami tantrum, reaksi pertama kita sebagai orang tua adalah tetap tenang.Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak dan tidak boleh dianggap sebagai tindakan pemberontakan. Tetaplah sabar dan ingatlah bahwa anak bunda sedang mengalami emosi yang kuat dan tidak tahu cara mengungkapkannya dengan baik.
Dalam situasi tantrum, cobalah untuk tetap berkomunikasi dengan anak. Meskipun mereka mungkin sulit untuk diajak bicara selama tantrum, tetaplah bicara dengan suara yang lembut dan tenang. Beri tahu mereka bahwa bunda mengerti jika ia sedang marah atau frustrasi. Hal ini dapat membantu anak merasa didengar dan memahami bahwa bunda ada di sana untuk mendukungnya.
Apabila anak mengalami tantrum, penting untuk menghindari mengancam atau menghukum mereka. Mengancam atau menghukum anak hanya akan meningkatkan tingkat emosi mereka dan memperburuk situasi.
Sebagai gantinya, beri tahu mereka dengan tegas bahwa bunda mengerti perasaannya, namun perilaku mereka tidak dapat diterima. Lalu ajak ia untuk berbicara setelah tantrum reda.
Anak mungkin mengalami tantrum sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian. Untuk mencegah tantrum yang tidak perlu, pastikan untuk memberikan perhatian yang cukup kepada mereka. Bermain dengannya, mendengarkan ceritanya, dan memberikan pujian saat mereka melakukan sesuatu yang baik akan membantu anak merasa dicintai dan diperhatikan.
Setiap anak memiliki pemicu tantrum yang berbeda-beda. Beberapa anak mungkin tantrum karena kelelahan, kelaparan, atau bosan, sementara yang lain mungkin karena ketidaknyamanan fisik atau ketidakmampuan mereka untuk mengungkapkan keinginan mereka.Coba perhatikan pola tantrum anak dan identifikasi pemicunya.
Dengan memahami pemicu tantrum, kalian dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Membantu anak memahami aturan dan batasan yang ada adalah penting dalam mengelola tantrum. Pastikan aturan dan batasan yang ditetapkan konsisten dan jelas.
Dengan memberikan kejelasan tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan, anak akan merasa lebih aman dan terarah, mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum.
Ketika anak mengalami tantrum karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, berikan alternatif yang dapat diterima. Misalnya, jika anak ingin makan permen sebelum makan malam, tawarkan pilihan buah atau camilan sehat lainnya yang dapat memuaskan keinginannya tanpa melanggar aturan atau kebiasaan makan yang sehat.
Ajarkan anak cara-cara untuk menyelesaikan masalah atau mengungkapkan keinginan mereka dengan cara yang lebih baik. Beri contoh dan latih mereka dalam mengidentifikasi emosi mereka, mengungkapkannya dengan kata-kata, atau mencari solusi alternatif. Dengan memberikan keterampilan ini, anak akan dapat mengelola emosi dan situasi secara lebih efektif.
Pastikan bahwa anak mendapatkan tidur yang cukup, makan makanan yang sehat, dan waktu istirahat yang memadai. Terkadang, tantrum dapat disebabkan oleh kelelahan atau rasa lapar.
Dengan menjaga kesehatan dan kebutuhan dasar anak terpenuhi, Anda dapat mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut.
Saat anak sedang tenang, ajarkan mereka cara-cara yang tepat untuk mengungkapkan emosi mereka. Berbicaralah tentang emosi dan beri contoh tentang bagaimana mengatakan "saya sedih", "saya marah", atau "saya kecewa" secara verbal.
Selain itu, bunda juga dapat memberikan contoh tentang cara-cara lain untuk melepaskan emosi seperti melukis, menulis, atau bermain musik.
Dengan memberikan alternatif yang sehat, anak dapat belajar mengelola emosi mereka dengan cara yang lebih baik.
Ketika anak sedang mengalami tantrum yang hebat, berikan mereka ruang privasi untuk meluapkan emosinya. Sediakan tempat yang tenang dan aman di rumah di mana mereka dapat mengungkapkan diri tanpa gangguan. Hal ini akan membantu anak untuk menenangkan diri dan mengurangi kemungkinan dorongan untuk melanjutkan tantrum.
Ajari anak teknik bernapas dalam dan perlahan saat mereka mengalami tantrum. Bersama-sama, hitung napas dalam-dalam dan hembuskan napas secara perlahan. Cara inidapat membantu mereka menenangkan sistem saraf dan mengurangi intensitas emosi yang sedang dirasakan.
Oke bunda, itulah beberapa cara mengatasi anak tantrum yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat dan tetap semangat!