Bangun Pendidikan - BAHASA (07-04-2023)
BANGUN PENDIDIKAN - Contoh teks negosiasi perlu diketahui sebagai referensi ketika seseorang hendak melakukan negosiasi atau tawar-menawar dengan orang atau pihak lain, hal ini diperlukan agar kedua belah pihak dapat menemukan kesepakatan mengenai suatu hal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi dijelaskan sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.
Negosiasi ini cukup umum dilakukan dalam keseharian. Beberapa contoh situasi yang biasanya terjadi proses negosiasi adalah jual beli, penawaran barang, penawaran kerja sama, hingga negosiasi dengan rekan kerja atau atasan.
Berikut ini beberapa contoh teks negosiasi singkat dalam berbagai situasi yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Pegawai Bank : Selamat Siang pak, ada yang bisa saya bantu?
Pengusaha : Selamat siang, begini bu, saya ingin meminjam modal sebesar Rp.80.000.000-, untuk mengembangkan usaha saya tapi saya hanya mempunyai sepeda motor sebagai jaminannya.
Pegawai Bank : Mohon maaf bapak, pinjaman yang bapak minta terlalu besar jika hanya menjaminkan sepeda motor. Ketentuan Bank hanya memberikan maksimal Rp.20.000.000-, saja.
Pengusaha : Apa tidak bisa dilebihkan, bu? Saya kan sudah menjadi nasabah Bank ini cukup lama.
Pegawai Bank : Tidak bisa bapak, ini sudah ketentuan pusat. Jika bapak ingin menambah jumlah pinjaman pastikan nilai materil barang jaminan lebih tinggi. Tapi karena kami melihat usaha bapak juga cukup lancer maka, kami menambahkan menjadi Rp.30.000.000-,. Mulai besok bapak sudah bisa mengurus persyaratannya.
Pengusaha : Baiklah bu. terimakasih atas kerjasamanya, bu.
Pegawai : Baik pak, sama-sama.
Orientasi
Penjual: "Permisi, ada yang bisa saya bantu?"
Pembeli: "Iya, ini kak."
Penjual: "Apa kak, mau beli apa?"
Pengajuan
Pembeli: "Sepatu futsal kak."
Pembeli: "Ini ada ukuran yang 37 kak?"
Penjual: "Ini adanya yang ukuran 38 kak, yang 37 kosong."
Penawaran
Pembeli: "Jadinya... berapa kak harganya yang ukuran 38?"
Penjual: "Rp150 ribu kak."
Pembeli: "Tidak boleh kurang? Di lantai 1 harganya Rp 145 ribu lho kak?"
Penjual: "Di sini boleh kurang kak. Ya beli di sini saja kak."
Pembeli: "Boleh 130 kak?"
Penjual: "Wah.. kalau itu belum boleh kak. Naik sedikit kak?"
Pembeli : "Rp135 ribu bagaimana kak?"
Persetujuan
Pembeli: "Ya sudah ini saja kak."
Penjual: "Mau dibungkus plastik saja atau pakai kardusnya kak?"
Pembeli: "Terserah saja kak." (sambil menyerahkan uang Rp 135 ribu)
Penutup
Penjual: "Terima kasih."
Pembeli: "Sama sama."
Orientasi
Guru: "Anak-anak, minggu depan akan dilaksanakan ulangan harian tentang Teks Negosiasi. Kalian harus mempersiapkan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal."
Pengajuan
Siswa: "Jangan minggu depan Bu. Tugas sudah banyak dan belum selesai, ditambah tugas dari mapel lain."
Guru: "Jadi kalian keberatan jika ulangan hariannya dilaksanakan minggu depan?"
Siswa: "Iya, Bu."
Guru: "Kalau begitu kapan kalian siap untuk ulangan harian?"
Penawaran
Siswa: "Minggu depannya lagi saja Bu."
Persetujuan
Guru: "Baiklah. Tapi, karena materi bab teks negosiasi sudah selesai, apa kalian punya usul apa yang akan kita lakukan minggu depan?"
Siswa: "Minggu depan kita praktek saja bu untuk bernegosiasi. Gimana, Bu?"
Penutup
Guru: "Wah. Ide bagus."
Orientasi
Adi: “Selamat siang, sis.”
Siska : “Siang, di.”
Pengajuan
Siska : “Ada yang bisa saya bantu, di?”
Adi: “Saya ingin meminjam uang kamu untuk membuka usaha. Apakah bisa dibantu?”
Siska: “Bisa, Bu. Dengan senang hati.”
Penawaran
Siska : “Kamu mau minjam berapa, di?”
Adi : “Aku mau minjam 10 juta, Sis. Boleh kah?”
Siska : “ Waduh, kalau sebanyak itu aku gak punya, dit. Kalau aku kasih 8 juta gimana?. Tapi kalau boleh tahu kamu minjam duit sebanyak itu mau buka usaha apa.”
Adi : “8 juta, baiklah Sis. Kekurangannya nanti aku cari lagi. Aku mau buka usaha ayam geprek di Simpang Jalan Merpati. Kebetulan di sana lokasinya strategis dan sangat cocok untuk usaha ini.
Kesepakatan
Siska: “Oke, aku kasih pinjam 8 juta ya?” Kira – kira kapan mau kamu balikin, dit?
Adit: “Bulan depan boleh gak, Sis?”
Penutup
Siska : “Oke, baiklah dit. Aku transfer ke rekening kamu ya, dit.”
Adit : “Terima kasih ya, Sis.”
Siska : “Sama – sama.”
Raisya: “Bu Hena hanya memberikan waktu 3 hari untuk mengerjakannya, menurut saya kita mengerjakannya mulai hari ini setelah pulang sekolah?”
Rafa: “Boleh.”
Nisa: “Saya juga setuju, lebih cepat lebih baik.”
Lita: “Bagaimana kalau besok? Hari ini saya harus membantu ibu mengantar pesanan.”
Riski: “Besok aku sudah ada janji dengan adikku. Lalu, kapan lagi kalian punya waktu senggang?”
Rafa: “Minggu biasanya kosong.”
Nisa: “Minggu boleh, aku tidak ada janji apa-apa.
Lita: “Baiklah, saya setuju hari Minggu.”
Riski: “Baik, di rumah Ruben jam 10 pagi ya. Jangan sampai telat!”
Aldi: “Hari ini sepertinya kita akan lembur, bos baru saja mengabari kalau ada tugas yang harus diselesaikan malam ini.”
Hendra: “Memang tugas apa?”
Aldi: “Kita diminta untuk memperbarui artikel dan beranda web perusahaan.”
Tami: “Ya sudah, bagaimana kalau kita bagi-bagi pekerjaan saja?”
Hendra: “Ide yang bagus.”
Tami: “Kalau begitu, biar saya yang mengurus pembaruan beranda web.”
Aldi: “Berarti Herman mengurus pengecekan bug sistem web, setuju?”
Hendra: “Waduh, saya kurang teliti soal pengecekan bug. Saya mau memperbarui artikel saja, boleh tidak?”
Aldi: “Kebetulan masih banyak tugas lain yang harus saya selesaikan dulu, takutnya tidak keburu menyelesaikan tugas bos ini.”
Tami: “Jika kalian berdua tidak mau, baiklah saya yang mengecek bug. Herman boleh ambil pembaruan beranda web.”
Hendra: “Itu baru saya setuju.”
Aldi: “Baik, saya yang memperbarui artikel.”
Hendra: “Sekarang, mari kerjakan tugas masing-masing.”
Anisa melihat tas yang indah terpampang di suatu toko. Ia pun mendatangi toko tersebut dan berniat untuk membelinya. Terjadilah tawar-menawar harga antara penjual tas dan Anisa.
Penjual: “Selamat datang di Serba-Serbi Tas, mau beli apa Kak?”
Anisa: “Tadi saya melihat tas itu dari jauh, boleh saya lihat?”
Penjual: “Baik, tunggu sebentar.”
Penjual pun menurunkan tas incaran Anisa dari etalase dan meletakkannya di atas meja. Keduanya berlanjut melakukan tawar-menawar.
Penjual: “Silakan dicek dulu bahannya.”
Anisa: “Wah, bagus. Kira-kira berapa harganya?”
Penjual: “Rp500.000.”
Anisa: “Mahal sekali, Rp300.000 boleh tidak?”
Penjual: “Wah, tidak boleh. Saya bisa rugi Kak.”
Anita: “Lalu, boleh kurang berapa?”
Penjual: “Rp450.000 bagaimana? Ini tas impor, loh.”
Anisa: “Boleh, Pak. Saya ambil tas ini.”
Penjual: “Mau warna lain?”
Anisa: “Tidak, putih saja bagus.”
Penjual: “Baiklah, ini tasnya. Terima kasih, Kak.”
Anita: “Sama-sama.”
Orientasi
Pembeli: “Selamat pagi, Pak.”
Penjual: “Selamat pagi, ada yang mau dibeli?”
Pengajuan
Pembeli: “Iya Pak, apakah ada sepatu untuk futsal?”
Penjual: “Ada. Silakan lihat-lihat sendiri di rak belakang sana.”
Pembeli: “Berapa harga sepatu futsal yang ini, Pak?”
Penjual: “Itu Rp200 ribu, harga paling murah dibandingkan toko lain.”
Penawaran
Pembeli: “Rp150 ribu ya Pak, boleh tidak?”
Penjual: “Belum bisa, Kak. Itu stok terakhir, kemarin sudah diburu orang.”
Pembeli: “Bagaimana jika saya tambah Rp10 ribu? Sehingga menjadi Rp160 ribu?”
Penjual: “Naikkan sedikit lagi Kak.”
Persetujuan
Pembeli: “Rp170 ribu?”
Penjual: “Kalau mau Rp180 ribu saya lepas.”
Pembeli: “Ya sudah pak, berhubung tidak bisa ditawar lagi.”
Penjual: “Baiklah. Ada yang mau dibeli lagi Kak?”
Pembeli: “Itu saja Pak. Tolong dimasukkan kardus ya.”
Penutup
Penjual: “Ya, ini dia barangnya. Terima kasih.”
Pembeli: “Terima kasih kembali Pak.”
Nia ingin membeli baju baru untuk hadiah ulang tahun ibunya. Ia pun mengunjungi sebuah toko pakaian di pasar.
Nisa: “Permisi Kak, apakah di sini menjual baju gamis ukuran L?”
Penjual: “Iya Dik. Kami punya beberapa pilihan, silakan mau yang mana.”
Nisa: “Kalau yang harganya terjangkau, kira-kira yang mana?”
Penjual: “Untuk gamis warna merah ini harganya Rp150 ribu saja.”
Nisa: “Ada lagi selain itu, Kak?”
Penjual: “Gamis biru dengan tali ini Rp200, tetapi bisa kurang.”
Nisa: “Boleh liat gamis hijau yang digantung tidak Kak? Kalau boleh tahu harganya berapa?”
Penjual: “Harganya Rp250 ribu. Bahannya adem dan tidak menerawang.”
Nisa: “Boleh lebih murah lagi tidak harganya?”
Penjual: “Gamis ini emang paling laris di sini. Kualitasnya benar-benar bagus. Memang, mau harga berapa Dik?”
Nisa: “Bagaimana jika Rp200.000?”
Penjual: “Wah, belum bisa Dik.”
Nisa: “Ya sudah, kalau Rp220 bagaimana?”
Penjual: “Masih belum boleh Dik. Tambah lagi Rp10 ribu, itu harga yang paling murah. Jadi Rp230 ribu saja.”
Nisa: “Baiklah kalau sudah tidak bisa turun lagi. Saya beli gamisnya.”
Penjual: “Baik, saya bungkus dulu bajunya.”
Setelah penjual memberikan gamis tersebut kepada Nisa, ia pun langsung membayarnya dan membawa pulang hadiah untuk ibunya.
Orientasi
Amira melihat tas yang indah terpampang di suatu toko. Ia pun mendatangi toko tersebut dan berniat untuk membelinya. Terjadilah tawar-menawar harga antara penjual tas dan Amira.
Pengajuan
Penjual: “Selamat datang di Serba-Serbi Tas, mau beli apa Kak?”
Amira: “Tadi saya melihat tas itu dari jauh, boleh saya lihat?”
Penjual: “Baik, tunggu sebentar.”
Penawaran
Penjual pun menurunkan tas incaran Anita dari etalase dan meletakkannya di atas meja. Keduanya berlanjut melakukan tawar-menawar.
Penjual: “Silakan dicek dulu bahannya.”
Amira: “Wah, bagus. Kira-kira berapa harganya?”
Penjual: “Rp500.000.”
Amira: “Mahal sekali, Rp300.000 boleh tidak?”
Penjual: “Wah, tidak boleh. Saya bisa rugi Kak.”
Amira: “Lalu, boleh kurang berapa?”
Penjual: “Rp450.000 bagaimana? Ini tas impor, loh.”
Persetujuan
Amira: “Boleh, Pak. Saya ambil tas ini.”
Penjual: “Mau warna lain?”
Amira: “Tidak, putih saja bagus.”
Penutup
Penjual: “Baiklah, ini tasnya. Terima kasih, Kak.”
Amira: “Sama-sama.”
Orientasi
Karyawan: "Selamat siang Pak..."
Manajer Perusahaan: "Selamat siang. Saya Ahmad Suhartono, wakil dari perusahaan, ini dengan siapa?"
Karyawan: "Saya Agus, pak sebagai perwakilan dari karyawan."
Pengajuan
Manajer Perusahaan: "Sebenarnya ada apa? semua karyawan di sini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan berdampak pada PHK karyawan."
Karyawan: "Kami hanya ingin memiliki nasib yang lebih baik pak. Selama ini kami sudah bekerja keras untuk perusahaan, namun gaji yang kami terima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami. Kami ingin menuntut gaji kami ditingkatkan menjadi 4 juta perbulan."
Manajer Perusahaan: "Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Apalagi ada tunjangan dan uang lembur."
Karyawan: "Jika tidak bisa maka kami akan tetap mogok kerja pak."
Manajer Perusahaan: "Jangan seperti itu, mari cari jalan keluarnya. Saya akan mengusulkan kenaikan UMP sampai Rp 3,2 juta kepada direksi."
Penawaran
Karyawan: "Pak, ini Ibu kota, semua harga kebutuhan pokok mahal. Tolong dinaikkan lagi pak."
Manajer Perusahaan: "Nanti saya akan mengusulkan ke direksi Rp 3,5 juta."
Karyawan: "Tapi, usahakan lebih dari itu Pak, kami akan bekerja dengan lebih giat lagi."
Persetujuan
Manajer Perusahaan: "Baiklah akan saya coba. Tolong sampaikan pada teman-teman untuk kembali bekerja jika tidak maka perusahaan dapat memberikan sanksi."
Penutup
Karyawan: "Baiklah pak. Terima kasih. Kalau begitu saya pamit dulu."
Manajer Perusahaan: "Baik, silakan."
Berikut adalah contoh teks negosiasi antara dua pihak yang ingin mencapai kesepakatan dalam suatu transaksi:
Pihak A: Selamat pagi, saya dari perusahaan X dan saya ingin membicarakan tentang kesepakatan bisnis yang mungkin bisa kita jalin.
Pihak B: Selamat pagi juga. Tentu saja, saya siap mendengarkan apa yang ingin dibicarakan.
Pihak A: Jadi, kami ingin menawarkan kerjasama kepada perusahaan Anda untuk memasok bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi produk kami. Kami ingin menawarkan harga yang kompetitif dan kualitas yang baik.
Pihak B: Terima kasih atas tawaran Anda. Namun, saya perlu tahu berapa jumlah bahan baku yang Anda butuhkan dan dalam jangka waktu berapa lama.
Pihak A: Kami membutuhkan sekitar 500 ton bahan baku setiap bulan, dan kami berharap bisa menjalin kerjasama untuk setidaknya 1 tahun ke depan.
Pihak B: Baik, saya bisa melihat bahwa ada potensi untuk menjalin kerjasama yang menguntungkan antara perusahaan kami. Namun, sebelum kami dapat mencapai kesepakatan, kami perlu membicarakan mengenai syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam kontrak, seperti jaminan kualitas, jangka waktu pembayaran, dan lain-lain.
Pihak A: Saya sepenuhnya setuju. Saya yakin kita bisa mencapai kesepakatan yang baik jika kita bisa membicarakan dengan baik mengenai semua hal tersebut.
Pihak B: Tentu saja, mari kita atur jadwal pertemuan selanjutnya untuk membicarakan lebih lanjut mengenai kontrak ini.
Pihak A: Baiklah, terima kasih. Saya akan mengirimkan email kepada Anda untuk menjadwalkan pertemuan selanjutnya.
Pihak B: Terima kasih juga. Saya tunggu kabar dari Anda.
Berikut adalah contoh teks negosiasi antara dua pihak yang ingin mencapai kesepakatan untuk liburan yang akan datang:
Pihak A: Selamat pagi, saya ingin membicarakan mengenai liburan yang akan datang. Saya ingin memastikan bahwa liburan saya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang saya harapkan.
Pihak B: Selamat pagi juga, saya senang bisa membantu Anda. Silahkan berbicara mengenai apa yang Anda butuhkan.
Pihak A: Saya berencana untuk pergi ke Bali selama seminggu dengan keluarga saya. Kami mencari paket liburan yang terjangkau tetapi tetap berkualitas tinggi.
Pihak B: Baik, saya bisa menawarkan beberapa pilihan paket liburan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Paket yang paling populer adalah paket liburan yang mencakup akomodasi, transportasi, dan tour di sekitar Bali. Harganya adalah sekitar 10 juta rupiah per orang.
Pihak A: Hmmm, sepertinya terlalu mahal. Apakah Anda bisa menawarkan harga yang lebih terjangkau?
Pihak B: Saya bisa mencarikan paket liburan yang lebih terjangkau. Ada beberapa pilihan yang dapat disesuaikan dengan anggaran Anda. Namun, mungkin beberapa fasilitas harus dikurangi atau dihilangkan.
Pihak A: Saya lebih memilih untuk menjaga kualitas liburan. Apakah ada opsi lain yang bisa ditawarkan?
Pihak B: Saya bisa mencoba memberikan diskon untuk Anda. Jika Anda memesan lebih awal, Anda bisa mendapatkan diskon sebesar 10%.
Pihak A: Baik, itu terdengar bagus. Saya akan berbicara dengan keluarga saya dan mencoba untuk memesan secepat mungkin.
Pihak B: Terima kasih, saya akan menunggu kabar dari Anda. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut atau jika Anda memiliki pertanyaan.
Pihak A: Terima kasih, saya akan melakukannya. Sampai jumpa lagi.
Pihak B: Sampai jumpa lagi dan semoga liburan Anda menyenangkan!
Berikut adalah contoh teks negosiasi antara seorang pelamar kerja dan pihak HRD sebuah perusahaan mengenai pekerjaan singkat:
Pihak A (pelamar kerja): Selamat siang, saya telah melamar pekerjaan di perusahaan ini. Saya sangat tertarik dengan posisi kerja yang ditawarkan, namun saya hanya dapat bekerja selama 6 bulan karena saya akan melanjutkan kuliah S2 setelahnya.
Pihak B (HRD): Selamat siang juga. Terima kasih telah melamar di perusahaan kami. Kami memahami bahwa Anda hanya bisa bekerja untuk jangka waktu yang singkat. Namun, untuk posisi yang Anda lamar, kami mengharapkan seseorang yang bisa bekerja selama minimal satu tahun. Apakah Anda masih tertarik dengan posisi ini?
Pihak A: Ya, saya masih sangat tertarik dengan posisi ini. Bagaimana jika saya bekerja selama 6 bulan saja dan kemudian membantu mencari pengganti untuk posisi saya ketika saya pergi? Saya juga siap melatih pengganti saya agar bisa mengisi posisi saya dengan baik.
Pihak B: Itu bisa menjadi opsi yang bagus. Namun, sebelum kami mencapai kesepakatan, kami perlu mempertimbangkan kembali mengenai tanggung jawab dan target kerja yang harus dicapai selama 6 bulan itu. Apakah Anda siap untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dengan baik selama jangka waktu itu?
Pihak A: Saya siap melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan selama 6 bulan dengan sebaik-baiknya. Saya akan memastikan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini selama bekerja di sini.
Pihak B: Baiklah, saya akan membicarakan lagi dengan tim manajemen dan memberitahu Anda tentang keputusan kami secepat mungkin. Apakah Anda memiliki pertanyaan atau konsultasi lebih lanjut?
Pihak A: Tidak ada, terima kasih atas waktu dan kesempatannya.
Pihak B: Terima kasih atas waktunya juga, kami akan segera memberi tahu Anda tentang keputusan kami.
Demikianlah 14 contoh teks negosiasi yang bisa Anda jadikan referensi. Semoga ulasan ini bermanfaat dan selamat mencoba!