RDS - 24-04-2023
BANGUN PENDIDIKAN – Dalam Islam, guru memiliki tempat atau derajat yang tinggi. Menjadi seorang pengajar merupakan salah satu profesi yang dianggap mulia. Sebab guru merupakan orang-orang yang berilmu dan selalu mengamalkan ilmunya dalam segala situasi.
Guru merupakan orang yang mendidik atau bisa disebut juga dengan pendidik. Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam oleh Sudarto, secara fungsional pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan untuk memberikan pengetahuan, pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan ilmu kepada seseorang.
Lantas, bisakah sobat bangun jelaskan kedudukan profesi guru dalam Islam? Nah pada kesempatan kali ini akan dibahas terkait hal tersebut. Yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Islam menempatkan guru pada posisi yang mulia karena pada posisi yang berbeda, umat Islam dianjurkan untuk menuntut ilmu sejak dalam buaian sampai pada liang lahat.
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Akhmad Mahmudi dan Machnunah Ani Zulfah (2021:68), kedudukan guru dalam Islam meliputi:
Dalam Islam, kedudukan guru pertama memang sangat dihormati dan diberikan derajat yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ayat-ayat dalam Al-Quran dan hadits-hadits yang menunjukkan pentingnya peran guru dalam membimbing umat Islam.
Salah satu contoh ayat dalam Al-Quran yang menunjukkan pentingnya peran guru adalah dalam surat Al – Mujadilah ayat 11, yang berbunyi:
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Arab Latin: yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-'ilma darajāt,
Artinya: Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Dalam Islam, seorang guru mempunyai kedudukan yang tinggi karena memiliki ilmu bermanfaat yang disebarkan ke orang lain. Tentu saja pahala yang didapatkan akan terus mengalir selagi ilmu tersebut masih digunakan oleh para siswa yang diajarnya.
Seorang guru dianggap sebagai pengajar yang membantu murid-muridnya untuk memahami agama dan ilmu pengetahuan. Dalam Islam, setiap ilmu yang diajarkan dan dipelajari dengan niat yang baik, dihitung sebagai ibadah. Sehingga, seorang guru yang mengajar dengan niat yang baik dan tulus akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Hadits Riwayat dari Abu Hurairah
مَنْ دَعَا إلى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثلُ أُجُور مِنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذلكَ مِن أُجُورِهِم شَيْئاً
Artinya: 'Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk (yakni kebenaran), maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikit pun dari pahala mereka itu." (HR Muslim)
Seorang guru dianggap sebagai sosok yang membantu membentuk generasi penerus yang baik. Dengan memberikan pengajaran yang baik dan bermanfaat, seorang guru dapat membantu membentuk karakter dan kepribadian anak-anak muda yang akan menjadi penerus umat Islam di masa depan.
Ilmu yang terpelihara amalan atau nilainya sama dengan pahala atau amalan sedekah. Ketika tidak memiliki harta untuk disedekahkan, maka menyedekahkan ilmu sama nilainya dan pahalanya dengan bersedekah harta.
Hadits Riwayat dari Abu Hurairah
إِذا مَاتَ ابْنُ آدَمِ انْقَطَع عَمِلُهُ إلا مِنْ ثَلاثٍ: صَدقَةٍ جارية ، أوْ عِلمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صالح يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, melainkan tiga macam; sedekah jariyah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya, dan anak sholeh yang senantiasa mendoakan untuknya." (HR Muslim)
Guru memiliki kemuliaan dalam Islam karena mereka dianggap sebagai penerus para nabi dan rasul yang turun ke bumi untuk mengajarkan ajaran Allah SWT kepada manusia. Selain itu, mereka juga dianggap sebagai pewaris ilmu pengetahuan yang telah diperoleh sejak zaman dahulu kala.
Dalam ajaran Islam, ilmu pengetahuan dianggap sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, guru yang menjadi penyebar ilmu pengetahuan dianggap sebagai sosok yang memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia di hadapan Allah SWT.
Selain itu, seorang guru juga dianggap sebagai orang yang membantu meningkatkan kualitas hidup umat Islam dengan cara memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik dan bermanfaat. Dalam Islam, memberikan manfaat kepada orang lain dianggap sebagai salah satu amalan yang paling utama dan dihargai oleh Allah SWT.
Seorang guru juga dianggap sebagai pembawa perubahan yang dapat membantu memperbaiki keadaan umat Islam dengan cara mengajarkan ajaran Islam dan membentuk karakter dan kepribadian yang baik pada anak didiknya. Dalam Islam, mengubah keadaan yang buruk menjadi lebih baik merupakan salah satu tugas penting yang harus dilakukan oleh umat Islam.
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk menghormati dan memuliakan para guru yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada kita. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memuliakan guru dalam Islam:
Ketika bertemu dengan guru, sebaiknya kita memberikan penghormatan dan salam sebagai tanda penghormatan dan penghargaan kita kepada mereka. Ini juga merupakan tanda sopan santun dan kesopanan dalam Islam.
Ketika berinteraksi dengan guru, kita harus bersikap hormat dan sopan. Hindari sikap yang tidak pantas seperti berbicara dengan nada tinggi, meremehkan atau menghina mereka, serta tidak mengindahkan atau menyepelekan ucapan mereka.
Kita juga dapat memuliakan guru dengan memberikan bantuan dan dukungan dalam kegiatan-kegiatan mereka, seperti membantu menyusun bahan ajar, menyediakan fasilitas, atau memberikan dukungan moral dan motivasi.
Sebagai murid atau siswa, kita harus mematuhi aturan dan tata tertib yang ditetapkan oleh guru. Ini menunjukkan penghormatan dan penghargaan kita kepada mereka sebagai guru dan pengajar kita.
Kita dapat memuliakan guru dengan mendoakan keselamatan dan kesehatan mereka serta kesuksesan dalam kegiatan-kegiatan mereka. Dalam Islam, doa untuk orang lain merupakan salah satu tanda kasih sayang dan penghargaan yang sangat dihargai oleh Allah SWT.
Terdapat dalam Dalil yang menerangkan bagaimana cara memuliakan guru.
1. لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا
Artinya : “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan lebih tua dan menyayangi yang lebih muda juga yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu (agar diutamakan pandangannya).” (H.R. Ahmad).
2. كُنَّا جُلُوسًا فِي الْمَسْجِدِ فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَلَسَ إلَيْنَا وَلَكَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ، لَا يَتَكَلَّمُ أَحَدٌ مِنَّا
Artinya: “Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah SAW, kemudian beliau duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tidak ada satu pun daripada kami yang berbicara.”
3. وَقَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم (أكرموا العلماء) لعلمهم بأن تعاملوهم بالإجلال والإعظام وتوفوهم حقهم من التوقير والاحترام (فإنهم) حقيقيون بالإكرام إذ هم (ورثة الأنبياء).
Artinya : Nabi SAW, bersabda: “Muliakanlah Ulama” karena ilmunya, dengan cara memuliakan, mengagungkan dan memenuhi hak ulama, yakni mengagungkan dan memuliakan “karena sesungguhnya Ulama” secara hakikat di hormati karena ulama “adalah Pewaris para nabi”.
4. مَا وَاللَّهِ اجْتَرَأْتُ أَنْ أَشْرَبَ الْمَاءَ وَالشَّافِعِيُّ يَنْظُرُ إِلَيَّ هَيْبَةً لَهُ
Artinya : Ar-Rabi’ bin Sulaiman berkata, “Demi Allah, aku tidak berani meminum air dalam keadaan Asy-Syafi’i melihatku karena segan kepadanya”.
Memuliakan guru dapat dilakukan dengan cara menyayanginya, menghormati, menaati dan berbakti padanya, karena seorang guru sudah memberikan ilmu serta kasih sayangnya kepada anak didiknya dan sudah sepantasnya guru mendapat hal tersebut dari siswa-siswanya.
Secara keseluruhan, kedudukan guru dalam Islam sangatlah penting. Mereka merupakan pengajar dan pendidik yang membentuk karakter dan kepribadian umat. Oleh karena itu, kita harus menghargai dan menghormati peran guru dalam mendidik umat Islam. Selain itu, kita juga harus selalu mendukung dan memberikan apresiasi kepada guru-guru yang telah membimbing kita dalam mencari ilmu dan memperoleh ridha Allah SWT.