Simbiosis parasitisme (Foto: istockphoto.com)

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu tentu seringkali menyaksikan interaksi menarik antara berbagai makhluk hidup yang saling bergantung untuk bertahan hidup, baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.

Simbiosis, sebuah istilah yang menggambarkan hubungan ini, dapat dibagi menjadi tiga jenis yang menarik perhatian, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.

Masing-masing jenis simbiosis ini memiliki pengertian dan contohnya yang menarik untuk dipelajari.

Namun, kali ini, Bangun Pendidikan akan mengajakmu untuk menjelajahi lebih dalam tentang simbiosis parasitisme. Jika kamu belum familiar dengan interaksi menarik ini, maka ulasan di bawah ini wajib kamu simak untuk memperluas wawasanmu.

Pengertian Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah bentuk interaksi antara dua organisme yang berbeda, di mana salah satu pihak mendapatkan manfaat sementara pihak yang lain merugi.

Dalam hubungan ini, organisme yang mendapatkan manfaat disebut parasit, sedangkan organisme yang dirugikan disebut inang.

Interaksi ini merupakan salah satu bentuk simbiosis yang paling menonjol dan banyak ditemukan dalam berbagai ekosistem di seluruh dunia.

Parasit adalah makhluk hidup yang hidup dan berkembang biak dengan memanfaatkan inangnya. Parasit cenderung mengambil nutrisi, perlindungan, atau sumber daya lainnya dari inangnya, dan seringkali menyebabkan gangguan atau bahkan kematian pada inang tersebut.

Ada berbagai jenis parasit, termasuk cacing, kutu, tungau, virus, bakteri, dan lain-lain. Mereka memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan mereka untuk hidup dalam tubuh inang dan mengambil apa yang mereka butuhkan.

Sementara itu, inang merupakan organisme yang menjadi tempat tinggal dan sumber nutrisi bagi parasit. Inang tidak mendapatkan manfaat dari interaksi ini, malah seringkali merugi karena terganggu keseimbangan ekosistemnya.

Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana parasitisme tidak menyebabkan kerugian yang signifikan pada inangnya, sehingga hubungan ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Contoh-contoh Simbiosis Parasitisme

(Foto:icalofish.com)

Contoh nyata dari simbiosis parasitisme dapat ditemukan dalam berbagai lingkungan. Misalnya, parasit cacing pita menginfeksi usus manusia atau hewan lain, mengambil nutrisi dari makanan yang dikonsumsi inang.

Lebah parasit juga merupakan contoh lain, di mana mereka bertelur di dalam tubuh lebah lain dan larva mereka mengkonsumsi sumber daya inang hingga matang.

Namun tak hanya kedua itu, contoh simbiosis parasitisme masih banyak ditemukan di sekitar kita. Berikut, Bangun Pendidikan sudah merangkum 12 contoh simbiosis parasitisme untuk kamu ketahui.

1. Benalu dan Pohon Mangga

Tumbuhan benalu yang hidup di atas pohon mangga adalah salah satu contoh menarik dari simbiosis parasitisme. Benalu menempel pada pohon mangga untuk dengan mudah mencuri bahan makanan dari inangnya.

Namun, akibat dari simbiosis ini, pohon mangga menjadi merugi karena bahan makanannya diambil oleh benalu. Hal ini menyebabkan pohon mangga sulit berkembang dan berbuah dengan baik.

Untuk mengatasi masalah ini, langkah yang dapat diambil adalah dengan memutuskan hubungan parasitisme ini, yaitu dengan menebang akar benalu dari pohon mangga.

Dengan demikian, keseimbangan antara benalu dan pohon mangga dapat dipulihkan, dan hasil panen pohon mangga dapat terjaga dengan baik.

2. Tali Putri dan Bunga Sepatu

Saat tali putri menempel pada bunga sepatu, tali putri akan mendapatkan keuntungan dengan memperoleh makanan dari bunga sepatu. Namun, di sisi lain, bunga sepatu menjadi dirugikan karena makanannya diambil oleh tali putri, yang akhirnya dapat menyebabkan bunga sepatu mati.

Interaksi antara tali putri dan bunga sepatu ini menciptakan perang sengit dalam simbiosis parasitisme. Dalam lingkungan alami, persaingan semacam ini dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup organisme terlibat.

3. Bunga Rafflesia dan Tumbuhan Inangnya

Salah satu contoh simbiosis parasitisme yang menarik adalah hubungan antara bunga Rafflesia dan tumbuhan inangnya. Ketika bunga Rafflesia menempel pada inangnya, bunga ini mendapatkan keuntungan dengan memperoleh nutrisi dari tumbuhan inangnya.

Namun, akibat dari simbiosis ini, tumbuhan inang menjadi dirugikan karena harus mengorbankan sumber daya dan nutrisi untuk mendukung kehidupan bunga Rafflesia. Lama-kelamaan, tumbuhan inang bisa mati akibat interaksi ini.

Meskipun bunga Rafflesia dianggap sebagai bunga terbesar di dunia dan menjadi daya tarik tersendiri dalam ekosistem hutan, simbiosis ini juga menjadi tantangan bagi keseimbangan ekosistem di mana mereka hidup.

4. Kutu dan Anjing

Saat kutu menyerang bulu anjing dan menghisap darahnya, kutu akan diuntungkan dengan mendapatkan makanan yang dibutuhkannya.

Namun, di sisi lain, anjing akan dirugikan karena gigitan kutu membuatnya merasa gatal dan tidak nyaman, bahkan dapat menyebabkan iritasi kulit yang mengganggu kesehatannya.

Interaksi antara kutu dan anjing ini menjadi contoh nyata bagaimana simbiosis parasitisme dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan hewan inang, sementara parasit mendapatkan manfaat dari inangnya.

5. Cacing Pita dan Manusia

Saat telur cacing pita masuk ke dalam tubuh manusia, cacing pita akan menetas dan hidup di dalam tubuh manusia. Cacing pita ini mendapatkan manfaat dengan memperoleh tempat tinggal dan sumber makanan dari sari makanan yang dibutuhkan manusia.

Namun, di sisi lain, manusia menjadi dirugikan karena kehilangan sari makanan tersebut, yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan dan gangguan kesehatan lainnya.

Simbiosis antara cacing pita dan manusia ini menggambarkan betapa menyeramkannya serangan dalam tubuh yang dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan manusia.

6. Nyamuk dan Manusia

Saat nyamuk hinggap pada kulit manusia, nyamuk akan diuntungkan dengan cara menghisap darah manusia sebagai sumber makanannya.

Namun, di sisi lain, manusia akan sangat dirugikan karena gigitan nyamuk bisa meninggalkan rasa gatal dan tidak nyaman, bahkan dapat menyebabkan penyakit berbahaya seperti demam berdarah dan malaria.

Interaksi antara nyamuk dan manusia ini merupakan perang tidak berujung yang terjadi di malam hari. Nyamuk menjadi aktor utama dalam penyebaran penyakit menular dan seringkali mempengaruhi kualitas tidur manusia.

Untuk mengatasi masalah ini, tindakan preventif seperti menggunakan kelambu saat tidur atau menggunakan obat anti-nyamuk dapat membantu mengurangi dampak negatif dari simbiosis ini pada kesehatan manusia.

7. Tikus dan Petani

Ketika tikus menyerang tanaman padi di sawah petani, tikus akan diuntungkan karena mendapatkan sumber makanan dari hasil panen padi. Namun, petani akan dirugikan karena tikus dapat merusak tanaman padi dan bahkan menyebabkan gagal panen.

Interaksi antara tikus dan petani ini menciptakan perang tanpa henti dalam upaya melindungi hasil panen yang berharga. Petani harus menghadapi tantangan untuk menjaga kelimpahan hasil panen dan menjaga tikus agar tidak merusaknya.

Upaya pengendalian hama tikus melalui cara-cara alami atau penggunaan pestisida yang aman dapat membantu meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh tikus dalam simbiosis ini.

8. Paus dan Teritip

Saat teritip masuk ke dalam tubuh paus, teritip akan sangat diuntungkan karena mendapatkan tempat tinggal dan makanan dari sisa-sisa makanan paus.

Namun, paus menjadi dirugikan karena saat teritip menempel pada kulit paus akan menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman di tubuh paus tersebut.

Interaksi yang terjadi antara paus dan teritip ini menunjukkan pertemanan tak biasa di tengah lautan luas. Teritip menjadi "penumpang" yang berdampingan dengan paus dalam perjalanan mereka di lautan.

Meskipun demikian, keseimbangan dan keberlangsungan paus tetap terjaga karena teritip tidak menyebabkan kerugian yang signifikan bagi paus, dan sebaliknya, teritip mendapatkan manfaat dari simbiosis parasitisme ini.

9. Ikan Lamprey dan Ikan Inangnya

Ketika gigi lamprey menempel pada tubuh ikan inang, ikan lamprey mendapatkan manfaat dengan memperoleh makanan dari inangnya. Namun, di sisi lain, ikan inang tersebut akan menderita kerugian karena gigitan lamprey dapat menyebabkan luka yang serius, bahkan berujung pada kematian.

Interaksi antara ikan lamprey dan ikan inang ini menciptakan perjuangan di dasar sungai. Ikan inang harus berusaha untuk bertahan hidup dari serangan ikan lamprey yang mencoba mengambil sumber makanan dari tubuhnya.

Hubungan parasite ini merupakan contoh dari hubungan yang rumit dan menantang antara dua spesies ikan dalam lingkungan air tawar, di mana masing-masing pihak berusaha untuk tetap hidup dan berkembang biak.

10. Wereng dan Tanaman Padi

Ketika wereng menempel pada tanaman padi, wereng mendapatkan manfaat dengan menghisap cairan dari tubuh tanaman padi menggunakan mulut penghisapnya.

Namun, di sisi lain, tanaman padi akan mengalami kerugian karena keberadaan wereng dapat menurunkan produktivitasnya, sehingga mengakibatkan gagal panen.

Interaksi antara wereng dan tanaman padi menjadi ancaman serius bagi petani karena tanaman padi adalah salah satu sumber pangan penting di banyak negara.

Untuk mengatasi masalah ini, petani perlu menggunakan metode pengendalian hama yang tepat, seperti penggunaan pestisida yang aman dan penggunaan varietas padi yang tahan terhadap serangan wereng.

11. Kutu dan Manusia

Saat kutu menempel pada rambut atau kulit kepala manusia, kutu mendapatkan manfaat dengan cara menghisap darah dari kulit kepala manusia sebagai sumber makanannya. Sedangkan manusia akan mengalami kerugian karena merasa gatal dan tidak nyaman akibat aktivitas kutu tersebut.

Interaksi antara kutu dan manusia ini menciptakan pertempuran tanpa akhir di kulit kepala. Kutu menjadi ancaman bagi kesehatan dan kenyamanan manusia, dan mengakibatkan masalah seperti kulit teriritasi dan risiko infeksi.

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri, seperti sering mencuci rambut dan menghindari kontak dengan lingkungan yang dapat menyebabkan infestasi kutu.

12. Cacing Hati dan Sapi

Contoh paling menonjol untuk menggambarkan simbiosis parasitisme adalah ketika cacing hati masuk ke dalam tubuh sapi. Cacing hati akan diuntungkan karena bisa memperoleh makanan dan tempat tinggal dari sapi.

Namun, sapi akan dirugikan karena cacing hati dapat menyebabkan infeksi dan masalah kesehatan yang serius, bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati hingga mengancam kehidupan hewan ternak tersebut.

Simbiosis antara cacing hati dan sapi ini mencerminkan pentingnya pengendalian parasit pada hewan ternak agar mereka tetap sehat dan produktif.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian simbiosis parasitisme untuk menambah wawasanmu. Dengan mengetahui ulasan di atas, kamu dapat mengetahui mengenai interaksi antara sesama makhluk hidup. Semoga bermanfaat!


Tag :